PALABUHANRATU- Serangan demi serangan dari dua kubu yang berseteru
di Desa Cimaja Kecamatan Cisolok terus terlontar. Kubu Ketua LPMD
Cimaja, Asep Bob dengan kubu Kades Cimaja, Ahmad Yani sampai kemarin
masih bergulir.
Kubu Asep atau Tim 11 terus mengurusi penggulingan Kades Cimaja.
Sedangkan massa pro Ahmad Yani menyerang dengan membuat spanduk dan
papan penutupan Tambang batu kali Cimaja. Namun sayangnya, rencana aksi
pemasangan plang penutupan tambang itu gagal digelar. Mereka (Kubu pro
Ahmad Yani, red,-) hanya berkumpul di sebuah warung Gang Ajid, Desa
Cimaja. Rupanya, kekompakan yang dibuat semalaman mulai menciut. Dan
wargapun banyak lebih memilih menjalankan kegiatannya masing masing.
Saat dikonfirmasi, Koordinator warga Pro Ahmad Yani, Asep Rabig
mengatakan, awalnya mereka berniat untuk aksi memasang plang yang
bertuliskan Ditutup dengan alasan surat dari Distamben No 540/335/PU
yang diterbitkan pertanggal 18 April 2009. “Penutupan tambang pasit dan
batu (Sirtu) di kali Cimaja itu disetujui warga, Cimaja, Kecamatan
Cikakak dan Desa Karang Papak Kecamatan Cisolok,” tuturnya.
Lantaran, lanjut dia, selain berdampak abrasi ke wilayah Desa Cimaja
juga berdampak abrasi ke wilayah Kampung Marinjung Desa Karangpapak.
“Dan kebisingan juga tembus ke SDN Marinjung,” katanya.
Ia menegaskan, jika serangannya itu tidak ada sangkut pautnya dengan
Kades Cimaja. “Ini murni aspirasi masyarakat yang merasa terganggu
dengan keberadaan galian sirtu itu,” tegasnya.
Senada dikatakan warga lainnya yang mengaku sebagai Ketua LPMD Desa
Cimaja, Aden As’ari. Dengan lantang Aden menyebutkan, bahwa Asep
Sarifudin pemilik nama lengkap Asep Bob itu sudah menyalahi aturan.
Yakni menyalahi surat dari distamben tersebut. “Dan apa yang dikatakan
oleh Asep bahwa banyak warga Desa Cimaja yang bekerja itu bohong. Yang
ada hanya empat orang. Selebihnya warga luar. Dan jabatan sebagai Ketua
LPMD sudah saya gantikan karena Sodara Asep bob tidak ada kerjanya,”
jelasnya.
Ditempat terpisah, Asep Bob tak mau mati bola. Ia menuding jika serangan
itu adalah upaya mengalihkan isu pelengseran Kades Cimaja, Ahmad Yani.
“Itu hanya pengalihan isu saja. Silahkan saja saya periksa dan saya siap
membutkan apa yang saya pernah ungkapkan. Data-data saya lengkap. Dan
izin perpanjangan tambang juga sedang diproses,” katanya seraya
menunjukan data pemberhentian dan permohonan perpanjangan izin tambang.
ia juga tidak membantah soal surat dari Distamben No 540/335/PU. “Tapi
itu sudah dianulir karena sudah ‘pacorok kokod’. izin ini adalah
tugasnya PSDA,” sebutnya.
Dan ia juga menjelaskan, kenapa surat perpanjangan itu belum juga turun.
Yang padahal rekomendasi dari Badan Pelayanan Perizinan Terpadu (BPPT)
Kabupaten Sukabumi sudah dilayangkan ke Provinsi Jabar. “Kami juga
menjadi bertanya-tanya kenapa perpanjangan ini belum juga turun,”
katanya.
Sedangkan soal abrasi dan kebisingan, ia juga menepisnya dengan mengakui
sudah membangunkan tanggul sepanjang 700 meter. Dan ia juga sduah
mengakui sudah di tes kebisingan oleh Badan Lingkungan Hidup (BLH).
“Silahkan lihat ke lokasi. Silahkan cek bersama-sama, bagaimana kondisi
di lokasi,” tantangnya.
Sebenarnya Asep juga mengaku tidak mempermasalahkan jika tambangnya itu
ditutup pemerintah. Hanya saja, lanjut pria gemuk itu perekonomian warga
Desa Cimaja kini sudah meningkat dengan adanya tambang tersebut.
“Sekarang pendapatan tukang batu dan pasir bisa mencapai Rp 100
ribu/hari. Padahal duluhanya 30 ribu/hari. Kalau tidak percaya juga
silahkan tanya kepada pelakunya. memang karyawannya hanya 10 orang,
empat orangw arga Cimaja dan sisanya warga luar. Tapi tukangnya lebih
dari 80 orang warga Desa Cimaja,” bebrernya.
Ia juga mengaku sduah pernah dimintai ketenrangan oeh intansi terkait.
Dan jika saja tambangnya itu melanggar, sudah barang pasti tambangnya
ditutup Satpol PP. “Sampai sekarangkan kita tidak ada masalah. Karena
saya sedang melakukan proses untuk perpanjangan itu. Dan soal Kades yani
mungkin tinggal menghitung hari akan diganti,” tukasnya.(ryl)
Short URL: http://radarsukabumi.com/?p=26088