Saluran Irigasi Cimaja Mengering
21 Nov 2010
Nasional
Pikiran Rakyat
Penyebabnya, Galian Pasir dan Batu di Aliran Sungai
SUKABUMI, (PR).-
Warga di Dusun II Kampung Cimaja Desa Cirnaja, Kecamatan Cikakak,
Kabupaten Sukabumi, mengeluhkan saluran irigasi di wilayah mereka yang
mengering akibat galian pasir dan batu di aliran Sungai Cimaja.
Keluhan itu disampaikan oleh warga saat mendatangi lokasi penambangan
galian yang dikelola PT Pola Cakra Persada (Prada), Jumat (19/11).
"Mereka (pengusaha galian) harus memperbaiki saluran irigasi secara
keseluruhan sehingga airnya dijamin mengalir setiap saat," ujar Asep
Supriadinata (34), warga Kampung Cimaja.
Ia mengatakan, air
irigasi itu menjadi sumber air yang digunakan oleh sebagian besar
masyarakat Cimaja. Selain untuk mengairi areal persawahan dan kolam
ikan, juga dipakai untuk kebutuhan sehari-hari warga sekitar, seperti
mandi dan mencuci.
Selain meminta perbaikan irigasi, tutur
Asep, warga pun menuntut pengusaha agar membuatkan tanggul penahan erosi
dan banjir untuk keselamatan masyarakat sekitar.
"Keringnya
saluran irigasi ini akibat dampak penambangan pasir dan batu oleh PT
Prada yang tidak dilakukan secara benar, tanpa memperhatikan dampak
lingkungannya. Pasir dan batunya terus-menerus dikeruk sehingga air
sungainya mengalami pendalaman," ujar Asep.
Akibatnya, menurut
dia, posisi air sungai berada di bawah irigasi sehingga air tidak
mengalir lancar ke saluran irigasi. "Bahkan, sejak penambangan itu
berlangsung selama dua tahun, debit air irigasi terus menyusut, bahkan
terkadang terjadi kekeringan," katanya.
Sopian (33), warga lainnya,
menambahkan, jika pengusaha galian tidak segera memperbaiki saluran
irigasi secara keseluruhan, secara jangka panjang, saluran irigasi akan
mengering. Selain merugikan kehidupan warga di Kampung Cimaja, juga bisa
menimbulkan berbagai penyakit
Seharusnya, ungkap Sopian,
pengerukan pasir dan batu di Sungai Cimaja ini ada batas kedatangannya.
"Jika mereka tidak memedulikan saran masyarakat, kami bersama warga
lainnya tak segan-segan akan menghentikan sekaligus menutup paksa lokasi
penambangan
PT Prada ini," ujarnya.
Bertanggung jawab
Ketika dikonfirmasi di tempat terpisah, Asep Saripudin, pemegang izin
penambangan PT Prada, membantah bahwa keringnya saluran irigasi Cimaja
itu akibat penambangan pasir dan batu yang dikelolanya.
Menurut
dia, mengeringnya saluran irigasi itu karena saluran irigasinya
tertutup material batu dan pasir yang terbawa banjir di aliran Sungai
Cimaja. "Fenomena alam seperti itu sudah biasa terjadi di Sungai Cimaja
ini," ucapnya.
Setiap kali terjadi banjir, kata
Saripudin, saluran irigasi pasti tertutup batu dan pasir sehingga airnya tidak mengalir.
"Kebetulan, kemarin malam di Kampung Cimaja sempat diguyur hujan lebat
sehingga Sungai Cimaja meluap. Jadi, tidak benar, kalau mengeringnya
saluran irigasi itu akibat penambangan yang kami lakukan," ujarnya
didampingi Kepala Pabrik PT Prada, Harimurti.
Meskipun
demikian, tutur Asep, pengelola galian akan bertanggungjawab sepenuhnya
jika saluran irigasi Cimaja mengalami kekeringan danlongsor akibat
penambangan PT Prada. Bahkan, pihaknya akan melakukan penanggulangan
dengan menormalkan kembali alur sungai dan irigasi sampai lancar jika
terjadi banjir dan longsor.
"Walaupun mengeringnya saluran
irigasi itu bukan akibat penambangan, kami tetap bertanggung jawab
memperbaikinya. Tadi pagi, kami mengirimkan alat berat backhoe untuk
membersihkan bebatuan dan pasir yang menutup saluran irigasi tersebut.
Setelah diperbaiki, airnya mengalir lagi," tutur Saripudin. (A-67)**
Tidak ada komentar:
Posting Komentar