Hoboken

Selasa, 20 Desember 2011

Saluran Irigasi Cimaja Mengering
21 Nov 2010

Nasional
Pikiran Rakyat

Penyebabnya, Galian Pasir dan Batu di Aliran Sungai

SUKABUMI, (PR).-

Warga di Dusun II Kampung Cimaja Desa Cirnaja, Kecamatan Cikakak, Kabupaten Sukabumi, mengeluhkan saluran irigasi di wilayah mereka yang mengering akibat galian pasir dan batu di aliran Sungai Cimaja.

Keluhan itu disampaikan oleh warga saat mendatangi lokasi penambangan galian yang dikelola PT Pola Cakra Persada (Prada), Jumat (19/11).

"Mereka (pengusaha galian) harus memperbaiki saluran irigasi secara keseluruhan sehingga airnya dijamin mengalir setiap saat," ujar Asep Supriadinata (34), warga Kampung Cimaja.

Ia mengatakan, air irigasi itu menjadi sumber air yang digunakan oleh sebagian besar masyarakat Cimaja. Selain untuk mengairi areal persawahan dan kolam ikan, juga dipakai untuk kebutuhan sehari-hari warga sekitar, seperti mandi dan mencuci.

Selain meminta perbaikan irigasi, tutur Asep, warga pun menuntut pengusaha agar membuatkan tanggul penahan erosi dan banjir untuk keselamatan masyarakat sekitar.

"Keringnya saluran irigasi ini akibat dampak penambangan pasir dan batu oleh PT Prada yang tidak dilakukan secara benar, tanpa memperhatikan dampak lingkungannya. Pasir dan batunya terus-menerus dikeruk sehingga air sungainya mengalami pendalaman," ujar Asep.

Akibatnya, menurut dia, posisi air sungai berada di bawah irigasi sehingga air tidak mengalir lancar ke saluran irigasi. "Bahkan, sejak penambangan itu berlangsung selama dua tahun, debit air irigasi terus menyusut, bahkan terkadang terjadi kekeringan," katanya.

Sopian (33), warga lainnya,

menambahkan, jika pengusaha galian tidak segera memperbaiki saluran irigasi secara keseluruhan, secara jangka panjang, saluran irigasi akan mengering. Selain merugikan kehidupan warga di Kampung Cimaja, juga bisa menimbulkan berbagai penyakit

Seharusnya, ungkap Sopian, pengerukan pasir dan batu di Sungai Cimaja ini ada batas kedatangannya. "Jika mereka tidak memedulikan saran masyarakat, kami bersama warga lainnya tak segan-segan akan menghentikan sekaligus menutup paksa lokasi penambangan

PT Prada ini," ujarnya.

Bertanggung jawab

Ketika dikonfirmasi di tempat terpisah, Asep Saripudin, pemegang izin penambangan PT Prada, membantah bahwa keringnya saluran irigasi Cimaja itu akibat penambangan pasir dan batu yang dikelolanya.

Menurut dia, mengeringnya saluran irigasi itu karena saluran irigasinya tertutup material batu dan pasir yang terbawa banjir di aliran Sungai Cimaja. "Fenomena alam seperti itu sudah biasa terjadi di Sungai Cimaja ini," ucapnya.

Setiap kali terjadi banjir, kata

Saripudin, saluran irigasi pasti tertutup batu dan pasir sehingga airnya tidak mengalir.

"Kebetulan, kemarin malam di Kampung Cimaja sempat diguyur hujan lebat sehingga Sungai Cimaja meluap. Jadi, tidak benar, kalau mengeringnya saluran irigasi itu akibat penambangan yang kami lakukan," ujarnya didampingi Kepala Pabrik PT Prada, Harimurti.

Meskipun demikian, tutur Asep, pengelola galian akan bertanggungjawab sepenuhnya jika saluran irigasi Cimaja mengalami kekeringan danlongsor akibat penambangan PT Prada. Bahkan, pihaknya akan melakukan penanggulangan dengan menormalkan kembali alur sungai dan irigasi sampai lancar jika terjadi banjir dan longsor.

"Walaupun mengeringnya saluran irigasi itu bukan akibat penambangan, kami tetap bertanggung jawab memperbaikinya. Tadi pagi, kami mengirimkan alat berat backhoe untuk membersihkan bebatuan dan pasir yang menutup saluran irigasi tersebut. Setelah diperbaiki, airnya mengalir lagi," tutur Saripudin. (A-67)**

Tidak ada komentar:

Posting Komentar