Hoboken

Senin, 19 Desember 2011

PALABUHANRATU- Serangan demi serangan dari dua kubu  yang berseteru di Desa Cimaja Kecamatan Cisolok terus terlontar. Kubu Ketua LPMD Cimaja, Asep Bob dengan kubu Kades Cimaja, Ahmad Yani sampai kemarin masih bergulir.
Kubu Asep atau Tim 11 terus mengurusi penggulingan Kades Cimaja. Sedangkan massa pro Ahmad Yani menyerang dengan membuat spanduk dan papan penutupan Tambang batu kali Cimaja. Namun sayangnya, rencana aksi pemasangan plang penutupan tambang itu gagal digelar. Mereka (Kubu pro Ahmad Yani, red,-) hanya berkumpul di sebuah warung Gang Ajid, Desa Cimaja. Rupanya, kekompakan yang dibuat semalaman mulai menciut. Dan wargapun banyak lebih memilih menjalankan kegiatannya masing masing.
Saat dikonfirmasi, Koordinator warga Pro Ahmad Yani, Asep Rabig mengatakan, awalnya mereka berniat untuk aksi memasang plang yang bertuliskan Ditutup dengan alasan surat dari Distamben No 540/335/PU yang diterbitkan pertanggal 18 April 2009. “Penutupan tambang pasit dan batu (Sirtu) di kali Cimaja itu disetujui warga, Cimaja, Kecamatan Cikakak dan Desa Karang Papak Kecamatan Cisolok,” tuturnya.
Lantaran, lanjut dia, selain berdampak abrasi ke wilayah Desa Cimaja juga berdampak abrasi ke wilayah Kampung Marinjung Desa Karangpapak. “Dan kebisingan juga tembus ke SDN Marinjung,” katanya.
Ia menegaskan, jika serangannya itu tidak ada sangkut pautnya dengan Kades Cimaja. “Ini murni aspirasi masyarakat yang merasa terganggu dengan keberadaan galian sirtu itu,” tegasnya.
Senada dikatakan warga lainnya yang mengaku sebagai Ketua LPMD Desa Cimaja, Aden As’ari. Dengan lantang Aden menyebutkan, bahwa Asep Sarifudin pemilik nama lengkap Asep Bob itu sudah menyalahi aturan. Yakni menyalahi surat dari distamben tersebut. “Dan apa yang dikatakan oleh Asep bahwa banyak warga Desa Cimaja yang bekerja itu bohong. Yang ada hanya empat orang. Selebihnya warga luar. Dan jabatan sebagai Ketua LPMD sudah saya gantikan karena Sodara Asep bob tidak ada kerjanya,” jelasnya.
Ditempat terpisah, Asep Bob tak mau mati bola. Ia menuding jika serangan itu adalah upaya mengalihkan isu pelengseran Kades Cimaja, Ahmad Yani. “Itu hanya pengalihan isu saja. Silahkan saja saya periksa dan saya siap membutkan apa yang saya pernah ungkapkan. Data-data saya lengkap. Dan izin perpanjangan tambang juga sedang diproses,” katanya seraya menunjukan data pemberhentian dan permohonan perpanjangan izin tambang.
ia juga tidak membantah soal surat dari Distamben No 540/335/PU. “Tapi itu sudah dianulir karena sudah ‘pacorok kokod’. izin ini adalah tugasnya PSDA,” sebutnya.
Dan ia juga menjelaskan, kenapa surat perpanjangan itu belum juga turun. Yang padahal rekomendasi dari Badan Pelayanan Perizinan Terpadu (BPPT) Kabupaten Sukabumi sudah dilayangkan ke Provinsi Jabar. “Kami juga menjadi bertanya-tanya kenapa perpanjangan ini belum juga turun,” katanya.
Sedangkan soal abrasi dan kebisingan, ia juga menepisnya dengan mengakui sudah membangunkan tanggul sepanjang 700 meter. Dan ia juga sduah mengakui sudah di tes kebisingan oleh Badan Lingkungan Hidup (BLH). “Silahkan lihat ke lokasi. Silahkan cek bersama-sama, bagaimana kondisi di lokasi,” tantangnya.
Sebenarnya Asep juga mengaku tidak mempermasalahkan jika tambangnya itu ditutup pemerintah. Hanya saja, lanjut pria gemuk itu perekonomian warga Desa Cimaja kini sudah meningkat dengan adanya tambang tersebut. “Sekarang pendapatan tukang batu dan pasir bisa mencapai Rp 100 ribu/hari. Padahal duluhanya 30 ribu/hari. Kalau tidak percaya juga silahkan tanya kepada pelakunya. memang karyawannya hanya 10 orang, empat orangw arga Cimaja dan sisanya warga luar. Tapi tukangnya lebih dari 80 orang warga Desa Cimaja,” bebrernya.
Ia juga mengaku sduah pernah dimintai ketenrangan oeh intansi terkait. Dan jika saja tambangnya itu melanggar, sudah barang pasti tambangnya ditutup Satpol PP. “Sampai sekarangkan kita tidak ada masalah. Karena saya sedang melakukan proses untuk perpanjangan itu. Dan soal Kades yani mungkin tinggal menghitung hari akan diganti,” tukasnya.(ryl)
Short URL: http://radarsukabumi.com/?p=26088

Tidak ada komentar:

Posting Komentar